Perpustakaan Jakarta Islamic Centre Perpustakaan Jakarta Islamic Centre
  • 3172034E20000002 NPP Perpustakaan JIC
  • Gedung Sosial Budaya Lt. 1 Jakarta Islamic Centre
Website JIC
  • Beranda
  • Profil
    • Profil JIC
      • Sejarah Berdirinya Jakarta Islamic Centre
      • Profil Organisasi
      • Pengurus JIC
      • Struktur Organisasi
      • Produk Hukum JIC
    • Profil Perpustakaan
      • Sejarah Perpustakaan
      • Struktur Organisasi Perpustakaan
      • Pengurus Perpustakaan
      • Koleksi
      • Layanan
      • Keanggotaan
  • Koleksi Unggulan
    • Buku Terbitan JIC
    • Buku Betawi
    • Buku Referensi
    • Publikasi
  • Layanan
    • Pendaftaran Member
    • Peminjaman Buku
    • Kuesioner Survey Kebutuhan Pemustaka
  • Kabar Perpustakaan
  • Betawi Corner
  • Pencarian
    • Pencarian E-Journal
    • UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
    • BintangPusnas Edu
    • Pencarian Ebook
      • Ebook 1
      • Ebook 2
      • Ebook 3
    • Digital Library
      • iSantri (Pustaka Digital Santri)
      • Ipusnas
      • IJakarta
      • Buku Sekolah Digital
      • Libby Overdrive
      • World Digital Library
      • Project Gutenberg
      • OAPEN
      • Perpustakaan UIN Jakarta
      • Jurnal UIN Jakarta
      • Bintang Pusnas Edu
    • Publikasi Nasional
      • Portal Garuda Kementrian Riset Dikti
      • Rama Repository
      • Indonesia Onesearch Perpusnas
    • Publikasi Internasional
      • Google Scholar
      • DOAJ
      • OPENDOAR
      • OMICS Open Access Journal
      • IEEE Xplore Digital Library
      • JSTOR
      • Wiley Open Access
      • Electronic Resources for Research Methods
      • ERIC (Institute of Education Sciences)
    • KUBUKU JIC
  • November 25, 2025
  • it-team-3
  • 0 Comments
  • Kabar Perpustakaan

Dari Gabus Pucung hingga Asinan Betawi: Kajian Gastronomi dan Identitas Kuliner

Kuliner Masyarakat Jakarta Tempo Dulu menyimpan kekayaan sejarah dan filosofi yang merefleksikan akulturasi budaya yang kompleks. Sebelum hiruk pikuk modern, identitas kuliner kota ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan pesisir dan persawahan di sekitarnya. Makanan bukan hanya nutrisi, tetapi juga penanda status sosial dan warisan budaya yang diwariskan secara turun temurun, menjadi inti dari kehidupan sehari-hari dan perayaan.

Salah satu hidangan ikonik adalah Gabus Pucung, hidangan berkuah hitam yang menggunakan buah pucung atau kluwek. Hidangan ini menunjukkan kemampuan adaptasi kuliner lokal dengan sumber daya alam. Ikan gabus, yang mudah ditemukan di rawa dan kali, diolah dengan bumbu kaya rempah. Kehadiran Gabus Pucung menegaskan bahwa Kuliner Betawi dahulu kala sangat bergantung pada hasil bumi lokal yang melimpah dan mudah diakses.

Kontras dengan hidangan berkuah kental, terdapat pula Asinan Betawi, yang menampilkan cita rasa segar dan asam. Gabungan sayuran mentah, tahu, dan kerupuk mi, disiram saus kacang pedas yang dikombinasikan dengan cuka, adalah perpaduan sempurna. Asinan Betawi mencerminkan asimilasi budaya Tionghoa dan Eropa, menjadikannya salah satu representasi otentik dari Kuliner Betawi yang ringan dan cocok untuk iklim tropis.

Kuliner Masyarakat Jakarta Tempo Dulu juga dicirikan oleh penggunaan bumbu dan teknik masak yang sederhana namun berkarakter kuat. Contoh lain adalah Sayur Babanci, hidangan langka yang kini sulit ditemukan, menggunakan kelapa muda dan beragam rempah khas. Kelangkaan Sayur Babanci kini menggarisbawahi pentingnya upaya pelestarian untuk menjaga keragaman rasa dan sejarah kuliner dari kepunahan.

Kue-kue tradisional juga tidak kalah penting dalam membentuk identitas. Kue Rangi, Kue Pancong, dan Dodol Betawi adalah penanda penting acara adat dan perayaan. Bahan dasarnya, seperti beras ketan dan kelapa, adalah representasi dari komoditas pertanian utama di kawasan ini. Jajanan pasar ini membuktikan bahwa gastronomi Masyarakat Jakarta Tempo Dulu mencakup spektrum rasa dari hidangan utama hingga camilan manis.

Secara gastronomi, keunikan kuliner ini terletak pada keseimbangan rasa yang berani—pedas, asam, gurih, dan manis yang bertemu harmonis dalam satu piring. Hal ini menjadikan Kuliner Betawi kaya akan nuansa dan lapisan. Identitas kuliner ini adalah cerminan langsung dari sejarah kota Jakarta sebagai pelabuhan niaga yang mempertemukan berbagai suku dan bangsa, yang kemudian berinteraksi menciptakan warisan kuliner yang unik.

Kesimpulannya, dari Gabus Pucung yang bersahaja hingga Asinan Betawi yang menyegarkan, setiap hidangan adalah sebuah babak dalam narasi panjang sejarah Jakarta. Upaya pelestarian dan kajian gastronomi lebih lanjut adalah kunci untuk memastikan bahwa kekayaan identitas Masyarakat Jakarta Tempo Dulu ini terus dinikmati dan dipahami oleh generasi mendatang sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya bangsa.

Prev PostArsitektur “Rumah Gudang” dan Akulturasi Budaya Tionghoa-Betawi: Transformasi
Next PostUlama dan Santri Perempuan: Peran Sentral Madrasah dan Pesantren Betawi

Leave a Comment Cancel Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PERPUSTAKAAN JAKARTA ISLAMIC CENTRE
Gedung Sosial Budaya Lt. 1, Jakarta Islamic Centre. Jl. Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara. Telp 021-24648801

WhatsApp us