Perpustakaan Jakarta Islamic Centre Perpustakaan Jakarta Islamic Centre
  • 3172034E20000002 NPP Perpustakaan JIC
  • Gedung Sosial Budaya Lt. 1 Jakarta Islamic Centre
Website JIC
  • Beranda
  • Profil
    • Profil JIC
      • Sejarah Berdirinya Jakarta Islamic Centre
      • Profil Organisasi
      • Pengurus JIC
      • Struktur Organisasi
      • Produk Hukum JIC
    • Profil Perpustakaan
      • Sejarah Perpustakaan
      • Struktur Organisasi Perpustakaan
      • Pengurus Perpustakaan
      • Koleksi
      • Layanan
      • Keanggotaan
  • Koleksi Unggulan
    • Buku Terbitan JIC
    • Buku Betawi
    • Buku Referensi
    • Publikasi
  • Layanan
    • Pendaftaran Member
    • Peminjaman Buku
    • Kuesioner Survey Kebutuhan Pemustaka
  • Kabar Perpustakaan
  • Betawi Corner
  • Pencarian
    • Pencarian E-Journal
    • UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
    • BintangPusnas Edu
    • Pencarian Ebook
      • Ebook 1
      • Ebook 2
      • Ebook 3
    • Digital Library
      • iSantri (Pustaka Digital Santri)
      • Ipusnas
      • IJakarta
      • Buku Sekolah Digital
      • Libby Overdrive
      • World Digital Library
      • Project Gutenberg
      • OAPEN
      • Perpustakaan UIN Jakarta
      • Jurnal UIN Jakarta
      • Bintang Pusnas Edu
    • Publikasi Nasional
      • Portal Garuda Kementrian Riset Dikti
      • Rama Repository
      • Indonesia Onesearch Perpusnas
    • Publikasi Internasional
      • Google Scholar
      • DOAJ
      • OPENDOAR
      • OMICS Open Access Journal
      • IEEE Xplore Digital Library
      • JSTOR
      • Wiley Open Access
      • Electronic Resources for Research Methods
      • ERIC (Institute of Education Sciences)
    • KUBUKU JIC
  • November 25, 2025
  • it-team-3
  • 0 Comments
  • Kabar Perpustakaan

Ulama dan Santri Perempuan: Peran Sentral Madrasah dan Pesantren Betawi

Pendidikan Islam di Betawi (kini Jakarta) pada abad ke-19 memiliki peran yang sangat penting dalam melahirkan ulama dan santri perempuan yang berdedikasi. Institusi seperti madrasah dan pesantren Betawi tidak hanya melayani kaum laki-laki, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran agama yang vital bagi para Muslimah. Mereka menyediakan ruang aman bagi pendidikan Islam.


Pesantren Betawi dikenal dengan tradisi keilmuan yang kuat, seringkali dipimpin oleh ulama terkemuka. Akses terhadap ilmu agama, mulai dari fikih, tafsir, hingga tasawuf, dibuka lebar. Para perempuan tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga mengkaji kitab-kitab kuning yang mendalam.


Peran madrasah dan pesantren Betawi sangat signifikan karena memberikan pengakuan formal terhadap pendidikan agama bagi perempuan, berbeda dengan praktik di beberapa wilayah lain yang lebih tertutup. Hal ini menjadi fondasi penting bagi munculnya ulama dan santri perempuan yang memiliki otoritas keilmuan.


Banyak ulama dan santri perempuan yang kemudian menjadi guru dan pengajar, meneruskan tradisi keilmuan ini di komunitas mereka sendiri. Mereka mendirikan majelis taklim atau bahkan madrasah kecil, memastikan bahwa pengetahuan Islam terus menyebar dan diwariskan kepada generasi berikutnya.


Kurikulum di madrasah dan pesantren Betawi pada periode tersebut dirancang untuk mencakup aspek spiritual dan praktis. Perempuan diajarkan tentang peran mereka dalam keluarga dan masyarakat dari perspektif Islam, yang memperkuat identitas keagamaan dan sosial mereka.


Salah satu figur kunci dalam tradisi ini adalah ulama dan santri perempuan yang berasal dari keluarga kiai atau tokoh agama. Status keluarga ini memberi mereka legitimasi dan dukungan untuk mengejar pendidikan tingkat tinggi dan mengambil peran kepemimpinan spiritual.


Institusi-institusi ini juga berfungsi sebagai pusat sosial dan budaya, tempat santri perempuan dari berbagai latar belakang bertemu dan membangun jaringan. Ini memperkuat solidaritas komunal dan menciptakan ekosistem keagamaan yang saling mendukung di tengah perubahan zaman.


Meskipun sumber sejarah tentang madrasah dan pesantren Betawi yang secara spesifik mencatat nama-nama ulama dan santri perempuan terkadang terbatas, jejak pengaruh mereka terlihat jelas dari kuatnya tradisi majelis taklim yang masih hidup hingga kini di Jakarta.


Pendidikan yang mereka terima di madrasah dan pesantren Betawi pada abad ke-19 meletakkan dasar bagi peran aktif perempuan Muslim dalam ruang publik dan pendidikan Islam modern. Warisan ini menunjukkan pengakuan awal terhadap intelektualitas perempuan dalam konteks keagamaan.


Dengan demikian, madrasah dan pesantren Betawi telah memainkan peran sentral dan progresif dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia, secara konsisten memproduksi ulama dan santri perempuan yang menjadi pilar penting bagi dakwah dan perkembangan keilmuan.

Prev PostDari Gabus Pucung hingga Asinan Betawi: Kajian Gastronomi dan Identitas Kuliner
Next PostTanah Gondang, Kontrak Sepeker: Analisis Konflik Agraria dan Pergeseran Kepemilikan

Leave a Comment Cancel Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PERPUSTAKAAN JAKARTA ISLAMIC CENTRE
Gedung Sosial Budaya Lt. 1, Jakarta Islamic Centre. Jl. Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara. Telp 021-24648801

WhatsApp us