
DIREKTUR DEPARTEMEN ISLAMIC ART MUSEUM LOUVRE PRANCIS : JIC BERPELUANG MEMILIKI MUSEUM SEJARAH ISLAM
Sejak tahun 2008, koleksi museum dibagi menjadi delapan kelompok besar: Egyptian Antiquities; Near Eastern Antiquities; Greek, Etruscan, and Roman Antiquities; Islamic Art; Sculpture; Decorative Arts; Paintings; Prints and Drawings. Selain mengunjungi Menara Eiffel, wisatawan dunia yang memadati Paris, Prancis, pada umumnya juga tidak akan melewatkan Museum Louvre. Museum yang menempati bangunan bekas istana raja ini menyedot jutaan wisatawan datang dalam setahun.
Sedikitnya, 350 ribu koleksi museum dipajang. Satu koleksi yang paling masyhur adalah lukisan Monalisa. Pengujung dari berbagai negara selalu berdesakan untuk bisa menyaksikan lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci itu dari dekat. Selain karya seni dari para seniman kenamaan Eropa zaman dulu, Museum Louvre juga menyimpan benda-benda peninggalan sejarah peradaban Islam. Benda-benda tersebut dikumpulkan di satu area bernama Islamic Art Department.
Secara resmi, bagian koleksi budaya Islam Museum Louvre itu dibuka pada 22 September 2012. Sehari menjelang pembukaan, Mario Bellini, menjelaskan konsep atap kaca mirip karpet terbang yang melindungi koleksi peninggalan Islam tersebut.
Director of the Department of Islamic Art, Prof. Dr. Yannick Lintz secara eksklusif berkunjung ke Jakarta Islamic Centre dalam rangkaian kegiatan Pembangunan Museum Islam Ibukota yang digagas oleh JIC. Berikut petikan wawancaranya saat siaran Live di Radio JIC 107.7 FM.
Sebelum beranjak pada pertanyaan inti agenda kunjungan ini, sudah berapa lama menetap di Jakarta Mrs. Yannick?
Baru saja transit kemarin sore dan langsung istirahat di salah satu hotel di Jakarta untuk kemudian bersiap-siap dengan agenda di Jakarta.
Apakah sebelumnya sudah pernah ke Indonesia? Bagaimana pandangan Mrs. Yannick tentang Jakarta Islamic Centre?
Ini kali pertama saya berkunjung ke Indonesia tepatnya khusus menghadiri undangan dari Jakarta Islamic Centre terkait project kolaborasi Museum Islam Ibukota seperti janji saya kepada staf Divisi Sosial Budaya JIC yang waktu itu datang ke Museum Louvre. Dan saat ini saya tepati janji saya dan melihat Jakarta Islamic Centre pertama kali begitu takjub “Wow, tempat yang indah, nyaman, dan ramah seluruh stafnya”. Ini yang membuat saya bersemangat membahas kerjasama dengan JIC.
Setelah berkeliling di tiga gedung utama Jakarta Islamic Centre, apa yang terlintas di benak Mrs. Yannick?
Gedung sosial budaya tentu sebagai tempat utama letak museum Islam itu didirikan, sebagai wilayah edukasi untuk pengunjung yang datang ke JIC apalagi telah ada kawasan bisnis sebagai pendukung jika ada visitors atau wisatawan yang hadir bisa menginap dan bermalam di JIC. Selain itu, ruang ibadah JIC begitu indah dengan sinaran matahari langsung dari kubah dan uniknya terbentang luas tanpa tiang satu pun. Menurut saya, ini telah menjadi daya tarik utama dengan arsitektur indah selain dari histori atau sejarah JIC itu sendiri.
Beralih sejenak ke Museum Louvre, seperti yang diketahui bersama bahwa sangat amat terkenal museum Louvre ini dikunjungi wisatawan mancanegara, apakah ada daya tarik tertentu dari museum ini?
Pengunjung museum Louvre sendiri bahkan sudah tidak terhitung lagi saking banyaknya yang datang dari berbagai penjuru dunia. Museum Louvre ini menjadi museum satu-satunya dengan peninggalan sejarah Islam terbesar se-dunia. Selain itu dalam Department of Islamic Art, Royal Palace karya terkenal dan tersohornya ialah lukisan Monalisa yang banyak diabadikan oleh wisatawan yang datang.
Apakah Mrs. Yannick akan kembali datang ke JIC?
Agenda berikutnya akan dijadwalkan terkait kelanjutan gagasan pembuatan Museum Islam Ibukota. JIC memiliki peluang besar dalam pembangunan tersebut karena masjid ini memiliki seluruh fasilitas lengkap. Penginapan, Masjid, dan kawasan edukasi sehingga dapat mampu menarik wisatawan tidak hanya lokal tetapi yang mencanegara seperti saya ini begitu kagum dengan bangunan yang ada di JIC.
Apakah ada pesan dari Mrs. Yannick tentang memelihara peninggalan dan sejarah budaya Islam?
Peninggalan bersejarah Islam begitu luas dan banyak. Yang berkaitan dengan suatu Negara atau daerah pada Negara tersebut adalah kearifan budaya lokal yang harus dilestarikan. Sehingga generasi muda saat ini harus terus menggali banyak informasi keunikan, keindahan dan kekhasan budaya Islam baik lokal maupun mancanegara agar semakin luas pengetahuan dan wawasan diri. (ZS)
Leave a Comment